Kecelakaan konstruksi dapat berdampak buruk/ kerugian untuk pekerja, peralatan, lingkungan dan reputasi perusahaan. Untuk itulah potensi kecelakaan konstruksi harus dapat di analisis sedini mungkin. Pada kecelakaan, kita mengenal istilah accidents dan incident, yang membedakan dari kecelakaan ini adalah dampak dari terjadinya kejadian tersebut, hematnya gini aja, incident itu hampir terjadinya suatu kecelakaan itu namun masih dapat dikendalikan oleh sistem, sedangkan accidents itu kecelakaan yang terjadi karena terlepas dari sistem atau tidak diakomodir/diduga dari sistem. accidents akan selalu berdampak buruk karena menyebabkan kerugian.
salah cara untuk menganalisis kecelakaan konstruksi adalah menggunakan metode bowtie. Metode bowtie adalah teknik penilaian risiko dengan memvisualisasikan permasalahan dalam sebuah kegiatan, dengan menarik penyebab terjadi kejadian tersebut dan dampak yang akan ditimbulkan dari kejadian tersebut. Ilustrasi analisis ini menggunakan konsep dasi kupu - kupu dimana kepala adalah hazard/bahaya dari sebuah kegiatan, badan adalah top event/ accidents , serta sayap sisi kiri adalah penyebab terjadinya kejadian dan sayap sisi kanan adalah dampak yang dihasilkan dari kejadian.
Tentunya analisis yang saya lakukan merupakan salah satu contoh, dengan memasukkan 1 penyebab terjadinya top event dan 1 konsekuensi yang ditanggung atas kerugian Pekerja Terjatuh Saat Pengecoran di lokasi Gedung Control), sehingga untuk keseluruhan analisis yang mendalam akan semakin banyak sayap kiri (threat) dan kanan (Consiquences) yang akan muncul
Sumber : https://www.cgerisk.com/knowledgebase/The_bowtie_method
Secara "terpaksa" belajar analisis bowtie karena merupakan tugas pada mata kuliah Kesehatan, Keselamatan, Keamanan dan Lingkungan (K3L) yang diasuh oleh Prof Heri Hermansyah di program profesi insinyur. Saya bersyukur, atas keterpaksaan tersebut menimbulkan niat untuk belajar lebih dalam akan metode tersebut. Karena menurut saya metode ini sangat canggih, karena perkawinan prinsip Fault Tree Analysis (Analisis Pohon kegagalan) dengan Event Tree Analysis (Analisis Pohon Kejadian) sebagaimana yang di ungkapkan pak Soehatman Ramli dalam seminar yang saya ikuti.
Sumber : https://www.researchgate.net/figure/Bow-tie-model-https-doiorg-101371-journalpone0193576g001_fig1_323928555
Terlebih lagi, bowtie sebenarnya adalah alat untuk menggambarkan HIRARC ( Hazard Identification, Risk Assesment, and Risk Control) yang selama ini biasa kita temukan hanya berupa tabel - tabel. Sebagaimana yang biasa saya temukan dalam pekerjaan, dimana tabel HIRARC dapat digambar salah satu nya seperti berikut :
Sumber : Template IBPPR PLN
Jadi sebenarnya, untuk dapat memvisualisasikan bowtie dengan baik, maka sebelum di eksekusi di aplikasi Bowtie Xp, perlu untuk dilakukan penyusunan HIRRAC, karena akan sangat mendukung dalam proses Risk Assesment, and Risk Control pada sisi consecuence (dampak) yang ada di sisi kanan bowtie diagram.
Perlu diperhatikan dalam matriks penilaian dapat bersifat kualitatif maupun kuantitatif, ya kalo seorang praktisi dan berpengalaman dalam proyek setipe, makan langsung saja pakek kualitatif, tapi bagi akademisi /analisis yang mendalam, maka perlu untuk dikuantitatifkan pada sisi Consequence (dampak kejadian).
Sehingga Risiko adalah Hazard/ Bahaya yang menyebabkan terjadinya Incident yang terbentuk dari kemungkinan kejadian (likelihood) terhadap dampak/konsekuensi yang dihasilkan. Nah dari 2 parameter tadi jika di simulasikan dalam matrix 5x5, maka tingkat risiko dapat dikelompokkan menjadi Low, Medium, High, dan Extreme
Nah didalam analisis bowtie, kita melakukan upaya preventif dan mitigatif accident dengan memasang hambatan/ Barrier, pada dasarnya hambatan/ Barrier adalah sebuah sistem keselamatan kerja yang kita pasang untuk menghindari kecelakaan.
Tentunya dengan pemasang / penerapan hambatan (Barrier) sedemikian banyak, maka akan semakin menjauhkan accident dan menurunkan bahkan menghilangkan konsekuensi, namun hal tersebut akan berimplikasi terhadap biaya yang dikeluarkan. Untuk itu perlu diperhatikan diterima atau tidaknya hambatan (Barrier) disesuaikan dengan biaya risiko yang dicover dalam Work Break Structure dalam BOQ kontrak.
Berikut merupakan langah - langkah analisis sederhana metode bowtie yang saya gunakan di aplikasi Bowtie Xp versi Trial :
1. Identifikasi Hazard
Pertama kali ada lah kita kita mengisi data general, disini kita dapat menuliskan jenis kode pekerjaan misalkan saya buat (GI-150 KV) Nah untuk Hazard nya kejadiannya saya buat Nama proyeknya, (Pembangunan Baru)
2. Top Event
Top event merupakan tinjauan kondisi yang kita mau analisis, hal ini bisa berupa kondisi global/umum dan kondisi khusus suatu pelaksanaan proyek. Misalkan saya ambil bahwa top event yang mau di analisis dan paling berisiko dalam pekerjaan pembangunan ini adalah (Pekerja Terjatuh Saat Pengecoran di lokasi Gedung Control), nah affect dari terjatuh nya pekerja ini apakah bicara soal kesehatan saja, keselematan saja atau lingkungan saja ? atau dapat ketiganya terjadi ?
dalam analisis ini saya mempertimbangkan ketiga aspek tersebut, sehingga memilih (Health, Safety and Enviroment) dimana yang bertanggung jawab / accountable nya tentu adalah korporasi (corporate).
Karena dalam bowtie dapat mengakomodir penilaian atas risiko, disini memasukkan nilai risiko yang melekat pada pekerjaan ini. Objek penilaian atas risiko (PekerjaTerjatuh Saat Pengecoran di lokasi Gedung Control) dapat berupa pekerja/people, asset, lingkungan /Enviroment, dan Reputasi/Reputation. Nah dalam pengisiannya mengakomodir untuk kualitatif dan kuantitatif, tentunya jika anda menganalisis dengan kuantitatif maka ada harus menghitung probabilitas kejadian dan anallisis nilai dampak.
Sehingga tampilan Hazard dan Top Event beserta penilaian atas risiko nya adalah sebagai berikut :
3. Mendefinisikan Threat
Dalam analisis bowtie pada (Pekerja Terjatuh Saat Pengecoran di lokasi Gedung Control) , maka kita harus mencari penyebab mengapa kecelakaan tersebut dapat terjadi. Anggap lah dalam analisis saya benar, bahwa penyebab Top event (PekerjaTerjatuh Saat Pengecoran di lokasi Gedung Control) disebabkan Frame Work tidak kuat menahan beban, kemudian diukur kategori penyumbang kegagalanny/ Keparahan (severity) adalah (High Contribution) dan peluang terjadi nya kejadian ini (likelihood) dianggap sering terjadi (continous)
4. Barrier Threat
Setelah kita mengetahui penyebab kegagalan, maka kita mempertajam dengan analisis kenapa sistem tidak mampu menghambat accident , kegagalan hambatan/barrier ini kemudian kita cari tahu penyebabnya apa. Hambatan/barrier yang merupakan lapisan - lapisan penghambat hazard tadi, selanjutnya di cari terhadap sisi engineering, procedures, dan human intervention.
Anggaplah untuk penyebab (Pekerja Terjatuh Saat Pengecoran di lokasi Gedung Control) dari sisi engineering disebabkan (kesalahan dalam estimasi beban) kemudian selanjutnya kita masukkan barrier type (Continous hardware) , Brf Code ( Design), kemudian menghitung berapakah sumbang sih (kesalahan dalam estimasi beban) terhadap kekuatan beban, tentu saja perannya sangat vital maka untuk criticality (High Criticality) dan jika sistem barrier ini bekerja maka dampak/ effect terhadap keseluruhan Kuat Menahan Beban akan sangat baik (Verry Good).
5. Escalator Barrier Threats
Hal ini untuk mendefinisikan, faktor - faktor apa saja yang akan menghambat penerapan barrier yang akan/sudah kita terapkan dalam sistem, misalkan (Pekerja Terjatuh Saat Pengecoran di lokasi Gedung Control) disebabkan (kesalahan dalam estimasi beban) karena (kesalahan dalam estimasi beban) maka atas eskalasi faktor Barrier Threats ini bisa dikarenakan kurangnya kompetensi Safety Engineer dalam menghitung beban
6. Consiquences
Dalam analisis bowtie pada (Pekerja Terjatuh Saat Pengecoran di lokasi Gedung Control) , maka kita membuat analisis dampak yang akan timbul / Consiquences dari (Pekerja Terjatuh Saat Pengecoran di lokasi Gedung Control). Dampak kecelekaan seperti yang telah kita ulas diawal, merugikan terhadap Manusia, aset, lingkungan dan Reputasi.
misalkan dampak / Consiquences yang terburuk atas kejadian kecelakaan tersebut, adalah pekerja tewas, tentu terhadap aspek category merupakan (major concern), sehingga atas risk assesment menjadi tinggi.
7. Barrier Consiquences
sama halnya dengan penyebab kegagalan / threat pada sisi kiri, disisi kanan untuk Consiquences membutuhkan analisis upaya untuk meminimalisir pekerja tidak tewas, misalkan dengan dilaksanakannya Sosialisasi metode pelaksanaan, secara barrier category (socio technical), Brf Code (Training), tingkat effectivitas (good) dan menyumbang peran dalam critical anggaplah (medium critical)
8. Escalator Barrier Consiquences
sama halnya dengan Escalator Barrier Threats, disini kita menganalisis faktor apa saja yang menyebabkan Barrier Consiquences yang kita pasang dalam sistem tidak dapat berjalan dengan baik, pada (Pekerja Terjatuh Saat Pengecoran di lokasi Gedung Control) berdampak pekerja tewas, maka untuk mencegah hal tersebut, kita mewajibkan penggunaan body harness karena merupakan APD dalam pekerjaan berketinggian yang memiliki potensi kecelakaan berupa jatuh, nah disini kita mengeskalasi kenapa Barrier Consiquences berupa body harness tidak dapat berjalan, mungkin terkait budaya yang belum tertanam, dimana pekerja merasa risih saat pemakaian
Dengan mengimplementasi bowtie dalam HIRRAC/IBPPR yang selama ini saya pantau dalam ERM (Enterprise Risk Management) K3 konstruksi pekerjaan Pembangunan baru GI 150 kV terhadap pemasangan Barrier Consiquences mampu menurunkan tingkat risiko dari pekerja tewas
Sehingga terhadap keseluruhan analisis bowtie untuk pekerjaan Pembangunan baru GI 150 kV adalah sebagai berikut:
Ya mungkin ini hanya sebagian proses dari penerapan bowtie yang dapat saya share, tentu untuk dapat expert kita perlu dibarengi pengalaman lapangan dan kemampuan analisis ilmiah yang terukur, agar semua analisis risiko kecelakaan konstruksi benar benar dapat dihindari. Bukan hanya dalam selembar kertas laporan formalitas namun berupa perwujudan komitmen bersama untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Karena tak ada yang lebih berharga dari nyawa manusia.
Sekian semoga bermanfaat
Opini Calon Insinyur
Muhammad Zakir, S.T
Assistant Engineer Konstruksi Jaringan
Divisi Konstruksi Jawa Bagian Timur, Madura dan Bali
PT PLN (Persero) Kantor Pusat
0 komentar:
Posting Komentar