Sabtu, 27 September 2014

Bangga Jadi Anak Sipil

Dulu pas gue masih cupu dibangku sma , ditanya temen temen maunya masuk kuliah dimana ? Gue spontan jawab kedokteran atau kalau kagak ya teknik sipil. 
kita skip aja cerita kenapa gue mau masuk kedokteran waktu itu heheh, sekarang gue mau ceritain gimana itu teknik sipil. buat elo yang masih SMA yang kepingin banget masuk teknik sipil baca abis ni tulisan atau bagi lo yang masih berstatus mahasiswa baru diteknik sipil dimanapun kampus yang lo pilih, gue cuma pesen, lo mesti semangat dan kudu kerja keras disini

Membangun mimpi, want to be the Civil Engineer



Teknik sipil itu gue bayangin pas sma itu sekedar ngerancang gedung , dan jembatan huih keren , tapi sipil itu bukan cuma gedung bro, sipil itu luas segala aspek kehidupan itulah peran teknik sipil, bicara kesehatan ? orang teknik sipil ngebangun rumah sakit, bicara soal ekonomi ? orang sipil banyak kerja dibank, bahkan lo nyemplung ke laut pun orang sipil bisa berperan di penambangan minyak lepas pantai.

Kalo orang bilang gini, lah apa bedanya arsitek dan sipil ? toh sama sama buat bangunan, buat rumah ? hehe, ni pertanyaan umum banget yang lo dapetin dimasyarakat, sedikit yang menyamakan sipil dan arsitek ialah sama sama juga belajar perancangan bangunan, yang ngebedain itu terletak dari spesialisasi/konsentrasi yang mereka pelajarin.

Minggu, 13 Juli 2014

saya memilih untuk keluar


Jika banyak orang mempertanyakan alasan mengapa saya keluar dari keanggotan wahana silaturahmi alumni rohis 6 ( Wasilah 6), maka mungkin tulisan ini akan meluruskan persepsi orang tentang saya sekaligus mempertegas adanya masalah besar yg ada disini.

Rohis merupakan organisasi dakwah sekolah yg bertugas untuk mensyiarkan ajaran islam disekolah sekolah, terkhusus bagi sekolah saya sendiri dipalembang, sekolah unggulan berbasis imtaq. Melalui banyak kegiatan keagamaan, pengkaderan serta sistem retorika dakwah yg terprogram menjadi banyak anak - anak muda berbondong bondong memperbaiki dirinya di organisasi ini.

Menelusuri tentang hebatnya proses pengkaderan yang cepat menyerap puluhan pelajar muda menjadi organisasi ini digandrungi mereka yang fanatik. Tapi tunggu dulu, dibalik semua hal tadi tersimpan kebohongan dan intervensi yg luar biasa, menjadikan setiap orang orang kritis tersisihkan dari jamaah atau paling tidak keluar dari program ini.

Kamis, 05 Juni 2014

Berawal Dari Membaca Majalah Bobo

Awalnya saat sd dulu, saya orang yang malas untuk membaca, apalagi melihat deretan tulisan rapat yang orang dewasa menyebut sebagai koran. Mungkin hanya komik membuat saya tertarik untuk membacanya karena didominasi gambar , dan punya alur cerita yang menarik. Kedua kakak saya tentunya punya komik favorit tersendiri yang pada akhirnya menjadikan saya juga menyukai komik tersebut, komik itu adalah komik doraemon dan dragonball yang tentunya merupakan film kartun favorit ditelevisi yang hadir setiap minggunya.

Dimasa kanak kanak, mengajarkan anak kecil untuk rajin membaca buku sebagai upayah membuka jendela dunia  termasuk hal yang sulit, hal ini dikarenakan anak kecil khususnya menyukai hal hal yang lebih bersifat penerapan ketimbang bacaan, maka jika seorang anak ditawarkan buku dan diajak main petak umpet bersama teman - temannya, tentulah ia akan memilih keluar rumah untuk bermain petak umpet kalo orang palembang menyebutnya tekopan.

Hobbi membacaku berawal saat duduk kelas 4 sd, saat itu saya telah terbiasa untuk pulang sekolah dengan mandiri meskipun ayah saya juga kadang menjemput saya disekolah. Lokasi sekolah ku yang dulunya bernama SDN 24 palembang berlokasi di jalan segaran sedangkan rumahku saat itu sudah pindah  ke kenten, tentunya untuk bolak balik memerlukan 2 kali angkutan umum.

Sekolah saat itu menerapkan pembelajaran siang hari dan tentunya saya pulang disore hari, saat saya turun dari angkot jurusan pasar kuto - kenten laut, saya  berdiri tepian jalan untuk menyebrang masuk ke komplek saya, saat itu terdapat loker koran , yang menjual koran, majalah dan juga tabloit.

Perhatianku tertuju pada sebuah majalah yang bercover menarik bagi anak anak sd dizaman itu, majalah itu ku ketahui bernama majalah Bobo, awal nya selagi menunggu sepinya jalan untuk menyebrang saya hanya melihat lihat, sekaligus penasaran berapa harga untuk majalah Bobo tersebut, dan ternyata berkisar diharga enam ribu rupiah, maka niat untuk membelipun membesar, ku sisihkan uang jajan ku untuk membeli majalah yang menyita perhatianku.



Tanpaku duga sebelumnya, saat itu edisi 19 agustus 2004, majalah ini berhadiah sebuah tas ransel, saat uangku terkumpul, maka bergegaslah aku membeli majalah bobo, alangkah bahagianya aku saat itu, membeli majalah bagus itu dengan uang sendiri dan mendapatkan hadiah tas ransel !




Jumat, 03 Januari 2014

Bicara soal IPK

Sekarang kita bicara soal mahasiswa dan ipk, ini dua kata yang tidak bisa dipisahkan dari warna warni serta lika liku dunia kampus. Bagi kita yang kini menyandang predikat mahasiswa, tentulah menginginkan hasil terbaik selama mengikuti perkuliahan, itulah yang biasa disebut Indeks Prestasi Kumulatif yang nyaring terdengar ditelinga kita dengan sebutan IPK.

Agak sensitif kalo anda bertanya pada teman anda mengenai nilai IPKnya saat ini, karena tidak semua mahasiswa senang jika ditanya soal ipk, konon ipk itu soal privasi bro, jadi kudu jaga hati jaga perasaan, pada dasarnya penilaian mata kuliah yang termaktub dalam ipk rada nerawang nerawang gitu .