Kamis, 11 Oktober 2018

Buku manajemen proyek (PMBOK)


Hari ini saya akan berbagi cerita tentang buku seputar manajemen proyek,  yang baru saja saya beli 

tak lain tak bukan ialah PMBOK GUIDE.

Buku nya sangat tebal, namun sayang sampulnya soft, seharusnya berupa hardcover agar terkesan mewah dan awet

Buku ini merupakan terbitan langsung dari Project Management Institue (PMI) yang diterjemahkan oleh PMI Indonesia Capture, jika kalian menjadi member/anggota dari PMI, maka kalian akan dapat potongan 100 ribu untuk buku tersebut, namun karena menurut saya menjadi member perlu uang pendaftaran yang tidak sedikit, jadi saya putuskan untuk membeli sebagai kalangan umum.

Dari info - info yang saya liat di internet sih malah ada ujian untuk manajemen proyek, entah bagaimana regulasi, yg jelas dibedah aja dulu ini buku dalam waktu yang lama karena tebal banget 700 halaman coy, cocok untuk pengantar tidur.

Sebenarnya untuk harga versi bajakan dalam bahasa inggris banyak dijual diinternet, namun apa daya karena bahasa inggris saya yg pas - pasan, ketimbang buku kagak dibaca ya, saya pilih buku  berbahasa persatuan saja, bahasa indonesia ehhehe


JADI
Apa itu PMBOK ?

Apakah PMBOK itu 
Pernah Mencintai (tapi) Berakhir Omong Kosong ?  

oke mari kita fokus pada topik soal ilmu pengetahuan yang akan saya share kali ini.

PMBOK itu singkatan dari Project Management Body of Knowledge, ya kalau di jadiin bahasa indonesia kurang lebih " Kerangka Ilmu Manajemen Proyek".


Sebelum kita tau gimana cara memanajemen proyek, kita mesti tahu terlebih dahulu definisi proyek ?
Karena udah kepalang beli buku PMBOK,mari kita tulis definisi proyek itu sendiri.

Sebuah proyek adalah usaha sementara yang dilakukan untuk membuat suatu produk, jasa dan hasil yang unik.

Disini dapat disimpulkan bahwa ciri - ciri proyek itu : 

1. Punya batas waktu

demikian juga proyek, memiliki awal dan akhir yang pasti.
namanya juga pertemuan pasti disitu ada perpisahan, ciye ciye 

Jadi meskipun ada proyek yang udah bertahun tahun gak kelar kelar, tetaplah yakin bahwa pasti ada batas waktunya, semua akan indah pada waktunya.


2. Menghasilkan suatu produk (barang/jasa)

Kalo kita mau buat sesuatu (proyek) ya pasti akan berupa bentuk barang maupun bentuk pelayanan/jasa

3. Unik

ya karena antara proyek yang satu dengan proyek yang lain berbeda, entah itu kondisi waktu, kondisi bahan baku, cara membuat gak bakal ada yang sama. 

termasuk permasalahan yang dihadapi pun berbeda - beda, sebagai contoh kontraktor A dan kontraktor B membangun rumah yang sama yaitu tipe 36. meski ukurannya sama, desainnya sama, biayanya sama, namun permasalahan kontraktor yang satu dengan yang lain tidak lah sama.

 Terus ngapain beli buku ini coy ?

saya juga bingung ngejelasinnya kenapa ya, mungkin karena saya hobbi baca buku,jadi penasaran aja ini buku tentang apa sih.

saya beli seputar manajemen proyek untuk persiapan melanjutkan studi s2 saya yang tertunda. 
Saya berencana untuk melanjutkan studi di Pascasarjana Teknik Sipil untuk bidang keahlian manajemen proyek, entah itu sebutannya manajemen konstruksi/manajemen proyek/manajemen infrastruktur , yang jelas saya akan mengikhlaskan diri untuk S2 dibidang manajemen namun tetap dalam naungan Departement Teknik Sipil.

Kala sedikit menengok kebelakang, saya berlatar belakang sarjaan teknik sipil umum dengan konsentrasi tugas akhir bidang geoteknik, entah kenapa saya lebih suka menyebut diri sebagai orang Sipil geoteknik,mungkin karena dipeminatan  saya mengambil 4 mata kuliah pilihan geoteknik dari 7 jatah mata kuliah pilihan. dan juga merupakan asisten laboratorium mekanika tanah di kampus.

sedikit cerita
Dulunya sih setelah tamat kuliah  S1 mau langsung nyambung S2 untuk jadi dosen, karena saya orang yang hobi belajar, baca buku dan punya pengalaman 3 tahun mengajar di bimbingan belajar, tapi karena pada suatu kondisi saya harus memilih apakah menikah di usia 25 tahun atau Terus sekolah, saya memilih untuk mempersiapkan pernikahan di usia 25 tahun dengan memilih bekerja.

Karena kalo menurut hitungan saya, 2 Tahun setelah saya tamat kuliah S2 dan persiapan ngumpulin duit 1 Tahun akan terasa sangat sulit, meskipun saya tahu bahwa sunnah nya rosul menikah minimal maharnya cincin besi, pertanyaannya mana ada cewek jaman sekarang mau dilamar pakek cincin besi 

Meskipun pada akhirnya di usia 24 tahun ini kedua - duanya praktis belum ada yang kesampaian.
S2 kagak, nyiapin nikah umur 25 juga kagak tahu sama siapa, karena orang yang nagih ingin dinikahin diumur 25 itu udah kagak ada lagi.

duh duh saya kenapa jadi curhat, disini, oke saya coret dulu pembahasan diatas biar gak dibahas di tulisan selanjutnya.

Di tempat saya bekerja, orang kagak mau buka teks book karena semua belajar dengan cara learning by doing, kita belajar dari pengalaman, baik itu pengalaman yang kita lakukan sendiri maupun didapat dari pengalaman orang lain.

Jadi disini posisi saya sedang melakukan research dengan mengkombinasikan praktik dengan teori, orang bilang sarjana baru tamat itu cuma bisa ngomong doang, ngomongin teori muluk. Sekarang saatnya membuktikan apakah 100% teori dapat dipraktikkan dalam pekerjaan ? 
apakah nanti dari praktik yang saya lakukan akan menghasilkan teori baru ?
biarkan waktu yang menjawab

Ketika kita melakukan manajemen proyek harusnya kita sadar bahwa sedang dalam posisi apakah kita di proyek ?

sebagai owner atau kah kontraktor ?
sebagai pemimpin proyek atau kah manajer bidang ?
sebagai staff teknis atau kah staff administrasi ?

pada dasarnya buku PMBOK GUIDE  bertujuan sebagai pedoman, bagaimana kita dapat memanajemen proyek menurut posisi kita, sehingga dapat menginformasikan hal - hal apa saja atau basic proyek apa saja yang mesti kita punya dalam penjalanan proyek.


dalam buku ini dijelaskan bahwa ilmu pengetahuan terkait praktek manajemen proyek paling tidak ada 10, yaitu :

1. Manajemen integrasi Proyek
2. Manajemen Lingkup Proyek
3. Manajemen Jadwal Proyek
4. Manajemen Biaya Proyek
5. Manajemen Mutu Proyek
6. Manajemen Sumber Daya Proyek
7. Manajemen Komunikasi Proyek
8. Manajemen Risiko Proyek
9. Manajemen Pengadaan Proyek
10. Manajemen Pemangku Kepentingan Proyek 

karena buku ini isinya lebih dari 700 halaman, kayaknya bakal ada episode selanjutnya untuk saya share satu persatu.


Saat saya kuliah S1 Teknik Sipil dulu dalam mata kuliah manajemen konstruksi, dijelaskan bahwa ada 3 hal yang mesti di dalam pelaksanaan proyek konstruksi:

1. Biaya
2. Mutu
3. Waktu






Karena saat kuliah dulu tidak diimbangi dengan praktek, maka mata kuliah manajemen konstruksi sangat lah membosankan. Membaca dan mendengarkan slide kuliah, membuat kalian tertidur dengan nyenyak, sama kayak ngantuk berat saat dengerin khotbah jum'at.





Setelah masuk dunia kerja, baru lah saya tahu bahwa proyek konstruksi itu menarik karena sangat dinamis, dimana perubahan akan terus terjadi dan adanya perbedaan antara satu proyek dengan proyek yang lain.

Adapun dalam setiap perubahannya ini, waktu, biaya dan mutu adalah suatu hal yang harus kita pegang demi kesuksesan proyek. Disini lah kita menyadari bahwa dalam memanajemen proyek yang besar, kompleksitas masalah akan banyak hadir, dan kerjasama antara owner dan kontraktor menjadi hal yang sangat penting demi kesuksesan proyek.

oh ya berikut ini adalah buku manajemen proyek konstruksi yang saya punya, yang saya kumpulin sejak masuk kerja sampai dengan sekarang. Terlihat sangat banyak dan hanya beberapa yang sudah khatam.

karena saat membaca buku tersebut, saya barengi dengan penerapan/aplikatif pekerjaan , dan ternyata sungguh luar biasa bahwa pada kenyataannya ada harus memposisikan siapa diri anda dalam pelaksanaan proyek, karena tidak semua yang anda tau, dapat menjadi keputusan/tindakan dalam pelaksanaan manajemen proyek.

mencoba belajar menjadi Young Project Engineer


Sabtu, 05 Mei 2018

Manajemen Klaim Konstruksi

Manajemen Klaim Konstruksi


Klaim merupakan sesuatu yang wajar bagi para pihak yg terikat dalam kontrak khususnya pada proyek konstruksi. Klaim merupakan representatif dari kepedulian pihak terhadap mewujudkan cita - cita kontrak yaitu tercapainya biaya, mutu dan waktu. Sehingga apabila ditemukan kondisi yang tidak sesuai dengan kondisi yg disepakati dalam kontrak, maka akan menimbulkan klaim.

Dalam kaidah berkontrak, kontrak yang dibuat harus dapat menjamin kesetaraan dalam hak dan kewajiban. Kalau dalam istilah ekonomi, " pembeli adalah raja", maka raja harus dilayani sebaik mungkin, raja tidak pernah salah dan apabila dikaitan posisi raja sebagai orang yang memegang kekuasaan termasuk menentukan hukum benar salah, maka dalam kontrak hal tersebut tidak boleh terjadi.
Pada dasarnya kedua pihak yang bekontrak adalah mereka yang saling membutuhkan satu sama lain. Disisi pengguna jasa, mereka membutuhkan pihak yang dapat mewujudkan keinginan mereka sesuai dengan biaya, mutu dan waktu. Demikian pula disisi penyedia jasa, mereka membutuhkan pemasukan dari barang atau jasa yang mereka tawarkan.

Secara hukum, negara dalam hal ini pemerintah pusat bertanggung jawab atas persamaan hak dan kewajiban dalam penyelenggaraan jasa konstruksi, sebagaimana termuat dalam Pasal 4 ayat 1 huruf b UU No 2 Tahun  2017 Tentang  Jasa Konstruksi  berbunyi " terciptanya iklim usaha yang kondusif, penyelenggaraan Jasa Konstruksi yang transparan, persaingan usaha yang sehat, serta jaminan kesetaraan hak dan kewajiban antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa"

untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b, pemerintah pusat memiliki kewenangan:

a. mengembangkan sistem pemilihan penyedia Jasa dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
b. mengembangkan Kontrak Kerja Konstruksi yang menjamin kesetaraan hak dan kewajiban antara Pengguna Jasa dan penyedia Jasa;
c. mendorong digunakannya alternatif penyelesaian sengketa penyelenggaraan Jasa Konstruksi di luar
pengadilan; dan
d. mengembangkan sistem kinerja penyedia Jasa dalampenyelenggaraan Jasa Konstruksi.